SEMARAK GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU
Untuk saat ini bagi kalangan generasi Y dan Z, apabila
mendengar kata "literasi" terasa tidak asing lagi di telinga karena
kata literasi sering dijumpai dalam beberapa instrumental kehidupan, salah
satunya pelajaran Bahasa Indonesia. Akan tetapi persepsi akan literasi tidak
hanya sebatas yang diketahui selama ini oleh banyak orang, yang tidak lain
adalah "membaca" dan "menulis". Literasi memiliki arti yang
sangat luas dan kompleks dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kamus Besar
Bahasa Indonesia mendefinisikan literasi sebagai suatu kemampuan
menulis dan membaca, ataupun pengetahuan serta keterampilan maupun kemampuan
seseorang dalam mengolah informasi serta pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Menurut pengertian KBBI perlu digarisbawahi bahwa literasi mencakup
bagaimana kemampuan seseorang dalam mengolah informasi serta data untuk
kecakapan hidup. Yang tandanya adalah literasi mencakup kemampuan
menggunakan informasi dengan efektif, menginterpretasikan data dengan benar,
dan membuat penilaian serta kesimpulan rasional dari data yang disajikan.
Apabila ditinjau secara konstitusional
hukum, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan mendefinisikan
literasi sebagai kemampuan memaknai informasi secara kritis sehingga
setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam
meningkatkan kualitas hidupnya. Kesimpulannya, literasi mencakup pemahaman
konsep-konsep penting, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan
berkomunikasi yang efektif. Secara umum jenis-jenis literasi yang harus
dikembangkan sesuai ketentuan konstitusional meliputi literasi sastra, media,
digital, dan finansial. Kemampuan memahami karya sastra, menyaring informasi
media, berkomunikasi melalui media digital, dan mengelola keuangan semuanya
termasuk dalam konsep literasi. Enam komponen literasi dasar yang dirancang
oleh pemerintah dan harus dikuasai oleh warga negara meliputi literasi baca
tulis, literasi numerasi, literasi sains teknologi, literasi digital, literasi budaya
dan kewarganegaraan, serta literasi finansial terpadu di era globalisasi.
Dalam mengimplementasikan program
literasi tergolong tidaklah mudah dikarenakan ada banyak tantangan dalam segala
bidang. Data dan indikator yang ada mengungkapkan bahwa literasi di Indonesia
mengalami krisis yang serius untuk kehidupan saat ini yang didominasi oleh
kemajuan teknologi. Bukti nyata yang menjadi titik tolak kenaikan dan penurunan
adalah adanya skor rendah yang diraih oleh Indonesia dalam program PISA (Program
for Internasional Student Assessment) di mana hasil tes oleh OECD (The
Organization for Economic Cooperation and Development) menunjukkan bahwa siswa
Indonesia mendapatkan skor jauh di bawah rata-rata dalam hal membaca,
matematika, dan sains, walau peringkatnya naik dari peringkat tahun sebelumnya.
Penelitian Program for International Student Assessment (PISA)
2022 telah diumumkan pada 5 Desember 2023 bahwa Indonesia berada di peringkat
68 untuk tingkat giat literasi dengan skor Matematika (379), Sains (398), dan Membaca (371). Data PISA ini menjadi fakta pahit yang harus diterima bahwa
minat baca masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Oleh karena itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia meluncurkan beberapa
gerakan, salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah untuk mengatasi krisis
literasi dan menaikkan skor literasi Indonesia.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan suatu gerakan
inovatif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mewujudkan generasi
Indonesia yang tinggi literasi. Program nasional ini disambut baik oleh Kepala
Sekolah, Guru, dan siswa-siswi yang ada di SMA Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung
atau yang kerap disebut SMARIDUTA. Sekolah telah mengambil inisiatif langkah
untuk memperkuat gerakan dan melibatkan siswa-siswi kelas 10 dan kelas 11
berkreasi dan meningkatkan kemampuan literasi dalam pembuatan mading dan blogger
masing-masing kelas. Tujuan dari kegiatan ini untuk memotivasi siswa agar dapat
mengekspresikan pemikiran dan ide siswa-siswi melalui tulisan dan karya seni,
terlebih dapat bertukar informasi dan gagasan yang menjadi tujuan pengembangan
Gerakan Literasi Sekolah. Siswa mengembangkan kemampuan literasi baca tulis
serta membangkitkan semangat menggunakan teknologi dan berkomunikasi digital
dalam menghadirkan berbagai informasi data.
Sebagai buktinya siswa kelas XI-8 SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU
atau DECREATION SMARIDUTA menyusun mading literasi yang mengangkat tema
kelautan Indonesia. Uniknya mading literasi XI-8 tidak menyajikan informasi
terkait kelautan, hanya saja tema mading memiliki filosofi yang begitu luar
biasa.
Salah seorang siswa kelas XI-8 mengatakan bahwa tema
kelautan ini berarti cerminan negara Indonesia yang didominasi ⅔ wilayahnya
oleh perairan. Lautan yang luas dan berisi banyak kekayaan berharga di
dalamnya, begitu juga dengan kelas XI-8 yang di dalamnya berisi siswa-siswi
potensial dengan segala karakteristik minat bakat dan kreativitas tinggi yang
kelak menjadi generasi penerus bangsa menuju Indonesia unggul, sejahtera dan
makmur. Filosofi yang sungguh luar biasa!
Selain itu siswa-siswi kelas XI-8 berkreasi dan menyusun
blogger dari awal dengan berbagai konten inovatif dan kreatif yang dinikmati
oleh saudara. Sungguh luar biasa bukan? Baru satu kelas, XI-8 bergerak dahsyat
untuk peningkatan literasi Indonesia dan belum terhitung kelas lain di SMA
Negeri 1 Kedungwaru.
Bayangkan apabila ratusan sekolah di Indonesia turut berkontribusi
seperti SMA Negeri 1 Kedungwaru dalam Gerakan Literasi Sekolah. Sungguh indah
masa depan Indonesia yang bebas dari HOAX, tinggi akan berita yang akurat dan
muncul generasi muda Indonesia yang unggul. Oleh karena itu, Gerakan Literasi
Sekolah di SMA Negeri 1 Kedungwaru merupakan langkah yang harus didorong untuk
sekolah yang ada di Indonesia demi melahirkan generasi Indonesia yang aktif
segala bidang. (PILW)
Komentar
Posting Komentar